Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

KUNANG-KUNANG KENANGAN

Oleh: Gemintang Halimatussa'diah

“Kamu mau hadiah apa untuk ulang tahun nanti?” tanya mama padaku.


“Engg… Irfa pengen kunang-kunang yang kaya di rumah nenek ma,” jawabku polos.Ya, polos, karena waktu itu aku baru saja akan menginjak usia enam tahun. Mama sejenak tampak berpikir.

“Bisa kan ma? Irfa pengen banget punya kunang-kunang,” tambahku.

“Tapi Sayang, mau kamu apa kan kunang-kunang itu nanti?” tanya mama heran.

“Mau Irfa pelihara, Ma. Nanti Irfa masukin kotak, terus kalau Irfa pengen main-main sama kunang-kunangnya, tinggal Irfa buka aja kotaknya,” ujarku penuh minat dengan mata berbinar-binar membayangkannya. Ya, seperti itulah imajinasiku saat itu, dapat bermain bersama kunang-kunang yang menyala-nyala, alangkah menyenangkan bukan?

“Tapi, Irfa sayang, kasihan dong kunang-kunangnya kalau harus dimasukin ke kotak, nanti malah mati loh!”


Aku agak terkejut mendengar perkataan mama, benarkah kunang-kunang itu akan mati jika aku memasukkannya ke dalam kotak? Ah, kalau begitu, cukuplah bagiku bermain bersama kunang-kunang sampai puas, tanpa harus membawa dan menyimpannya di kotak.

Aku senang sekali ketika mama akhirnya menyerah, dan mau mengajakku ke rumah nenek. Rumah nenek yang terletak di Bedahan itu, masih dikelilingi oleh sawah, empang, dan tak jauh dari sini juga terdapat sungai. Kamar mandinya saja terletak di luar rumah dan hanya dipagari bilik. Meski sangat sederhana, aku sangat menyukai tempat ini karena hanya di tempat inilah aku dapat bertemu dengan kunang-kunang, hewan kesukaanku itu.

Begitu malam tiba, aku meminta Kak Diya, kakak sepupuku, untuk menemaniku mencari kunang-kunang di pinggir sungai, karena di tempat inilah biasanya aku dapat melihat banyak kunang-kunang beterbangan. Lalu, satu per satu kunang-kunang bermunculan, salah satunya mengajakku untuk pergi bermain bersamanya. Aku pun meninggalkan Kak Diya yang sedang serius mencari kunang-kunang sambil berjongkok. Ia tak menyadari kalau aku mengikuti kunang-kunang hingga ke sarangnya. Ya, sarang kunang-kunang! Ada ratusan kunang-kunang yang mengitariku dengan warna-warna menyala pada ekornya! Bisa dibayangkan betapa indah dan menyenangkannya hal itu! Aku sungguh terpesona pada keelokan mereka. Malam itu, menjadi malam terindah bagiku, terlebih lagi tak ada yang mengetahui bahwa aku bermain dan menari bersama kunang-kunang persis seperti yang selama ini aku bayangkan!

Namun, kini hal itu hanyalah menjadi sebuah kenangan. Daerah Bedahan tempat tinggal nenekku itu, kini sudah berubah menjadi perumahan bernama “Bukit Rivaria”. Tak ada lagi sawah, empang, terlebih lagi kunang-kunang yang amat kusayang itu. Aku benar-benar merindukan mereka. Kapan ya aku dapat bermain dan menari bersama mereka lagi?

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

KAWANS ^^

Entri Populer