Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Aku Bukan Gem Jan Di

Oleh Gemintang Halimatussa'diah

Januari 2011
Gem Jan Di yang tadi sempat membungkuk, langsung menegakkan tubuhnya, lalu  menendangkan kakinya ke arah Gu Jun Pyo yang sedang dalam keadaan tidak siap. Ia pun terjatuh dengan ekspresi wajah penuh kekagetan. Ia sungguh tidak menyangka Gem Jan Di yang seharusnya menunduk memohon ampun padanya, malah menendangnya seperti itu.

“Ghizaaa…!!! Kamu tuh ya…dari tadi mama panggilin gak denger-denger juga..! Itu kuping apa lobang semut sihhhh…???!!!” Mama menyemprotkan omelannya tepat di telingaku. Aku yang sedang asyik menonton drama Korea favoritku Boys Before Flower (BBF), kontan langsung menjauhkan telinga dari sumber suara yang menggelegar itu.
            “Ihh…mamaaaaa…apa-apaan sih? Sakit ni kuping dengernya tauuukkkk…!?” Aku nggak kalah memberangus.
            “Lagian kamu dari tadi gak denger-denger sih mama panggilin!” Mata mama langsung beralih ke televisi yang tadi lebih kuperhatikan daripada suara panggilannya, “ini lagi, ini lagi yang ditonton.. Cinaaaa melulu! Gak bosen-bosen apah..?!!??!”
            “Bukan Cina ma.. tapi KOREAAA..!!!”
            “Ah…! Apa kek! Udah, jangan nonton melulu! Bantuin mama masak sana..!!!” perintah mama tegas.
Iihh..mama! nggak tahu apa ya kalau anaknya lagi asyik nonton serial favoritnya?! Kalau nyuruh lihat-lihat waktu kek! Sambil menggerutu dalam hati, aku pun dengan amat sangat luar biasa TERPAKSA, akhirnya mau juga mengerjakan perintah mama.
<*>

April 2011     
BRUKK..!! Aduh …badanku terasa sakit, buku-bukuku berjatuhan. Aku baru saja bertubrukan dengan seseorang… Huft..!  Aku pun memunguti buku-buku itu, sementara orang yang bertubrukan denganku tadi, malah terus berjalan dengan acuh.
            “Hei! Kamu tuh tadi udah nabrak aku! Tanggung jawab dong! Buku-bukuku sampe jatuh gini!” omelku padanya. Ia pun membalikkan badan, aku terlonjak begitu melihat wajahnya. Dia..dia kan..untuk sesaat aku hanya mampu terpaku pada wajah itu, mulutku terkunci, persendianku terasa kaku, aku..sedang..ter..pesona..!!!
            “Iya! Sorry deh!” Laki-laki itu pun lalu membantu mengambilkan bukuku.  Sementara aku masih melongo melihat dia. Dia ..laki-laki yang tak tersentuh oleh seantero sekolah. Dia..dia adalah EZAR! Ya, dia Ezar, cowok yang paling diidam-idamkan oleh semua cewek di sekolah ini, bahkan mungkin di seluruh Indonesia, termasuk..AKU! Dan dia.. dia kini ada di hadapanku! Ahh.. deg..deg..deg..irama jantungku sungguh takberaturan. Aku kikuk sekaligus senang..!
Usai adegan bak drama Korea itu berlalu, aku masih dapat merasakan sensasi perjumpaanku dengan Ezar tadi. Aku merasa menjadi cewek yang beruntung karena bisa berbicara dan berdekatan dengan dia..aiihhh..! Gimana gak ngerasa cenat-cenut gitu coba? Dia itu adalah siswa tergantung di sekolah ini. Dia adalah ketua OSIS yang juga jago main basket. Sikapnya yang cuek abis, tambah bikin cewek-cewek jadi cenat-cenut, caper, tebar pesona, dan melakukan apa saja untuk bisa menarik perhatian dia! Hmm..kalau dipikir-pikir, dia itu jadi mirip Gu Jun Pyo dehh…!
Kalau dia ibarat Gu Jun Pyo, aku pasti seperti Gem Jan Di dong ya? Aku kan cantik, baik hati, tidak sombong, suka menolong, (mohon bagi yang membaca untuk gak merasa mual yaaa?) Hihihihi... Selain fakta-fakta yang aku sebutkan tadi, ada hal lain yang membuatku jadi sangat mirip dengan Gem Jan Di, yaitu kebiasaanku naik sepeda ke sekolah tiap hari, aku juga sering berantem sama anak cowok, rambutku juga sebahu dan berponi (baru dipotong kemarin sih supaya tambah mirip dengan Gem Jan Di, hihihihi..). Kesimpulannya, aku mirip banget deh sama Gem Jan Di!
Hmm…apakah dalam drama kehidupanku yang di dunia realita ini aku bisa menggaet laki-laki seumpama Gu Jun Pyo itu? Aku sungguh berharap, sangat berharappp..!
Ternyata..harapanku itu benar-benar berbuah sesuatu. Sejak kejadian pertemuanku dengannya waktu itu, entah mengapa begitu banyak rentetan kejadian yang mendekatkanku pada dirinya. Dua hari setelah pertemuan itu, dia datang ke rumahku untuk mengembalikan buku. Aku kaget sekali! Dari mana dia tahu alamat rumahku? Dan untuk apa dia datang ke sini. Katanya itu buku milikku, padahal aku merasa tidak kehilangan buku, aku juga bilang padanya kalau aku tidak punya buku seperti yang sedang dia kembalikan padaku itu. Tapi dia tetap memaksa memberikan buku itu. Ia berkeras kalau itu adalah bukuku! Ihh..anehh..! Tapi, jangan-jangan, sebenarnya dia hanya ingin mencari alasan untuk mendekatiku ya? Hihihi…
Pertemuan lainnya adalah ketika aku dalam perjalanan ke sekolah.pagi itu, seperti biasa aku mengayuh sepedaku. Aku sempet kaget ketika melihat Ezar di pinggir jalan. Sepertinya motornya sedang bermasalah. Penasaran dengan apa yang terjadi, aku pun mendekatinya.
“Ezar ya?” Mendengar pertanyaanku tadi, ia langsung menoleh.
“Eh, kamu. Kebetulan! Motor gue lagi bermasalah ni. Gue harus ke sekolah sekarang.” ucapnya. Tanpa bertanya lagi, ia menyuruhku turun dari sepedaku.
“Eh kamu mau ngapain?” tanyaku heran. Ia masih berusaha memaksaku turun dari sepeda, lantas memegang stangnya.
“Aku ke sekolah naik sepeda kamu ya?” tanyanya cuek. Tanpa persetujuanku, ia langsung menaiki sepeda. “Ayo naik! Kamu aku bonceng!”
Apa? Sekali lagi, ia membuatku melongo. “Ayo cepatt..! Kamu mau kita terlambat sampai sekolah ya?!” perintahnya sedikit membentak. Aku pun seolah tersadar kalau kami memang harus segera berangkat jika tak ingin terlambat sampai sekolah. Aku duduk di bangku boncengan, sementara ia dengan sigap mengayuh sepeda. Wahh..rasanya senanggg…sekali! Kalau aku cerita sama teman-temanku mengenai kejadian ini, mereka semua pasti bakal merasa iri! Ha..ha..! Adegan ini terasa seperti adegan dalam drama korea yaa..? Pokoknya hari ini aku senang..senangggg…sekaliii…!
Ezar mengayuh sepeda menuju jalan-jalan di gang kecil, ia ternyata tahu jalan pintas yang dekat menuju sekolah. Kami pun tiba di sekolah 5 menit sebelum bel masuk berbunyi. Beberapa teman yang menyaksikan kebersamaan kami naik sepeda, sempat terlongo-longo seolah tak percaya dengan apa yang mereka lihat. Aku..dan Ezar si cowok impian cewek-cewek itu, naik sepeda berduaan…Wahh..ini akan benar-benar menjadi sejarah bukan hanya dalam hidupku! Melainkan juga untuk sekolah ini!
Hari-hari berikutnya, aku jadi lebih dekat dengannya. Dia datang ke rumah lagi, kali ini katanya hanya untuk bertemu denganku..apa? HANYA UNTUK BERTEMU? Ya, itu katanya! Aku pun merasa sangat aneh mengapa ia melakukan hal itu. Saat kutemani ia di ruang tamu, ia tak berkata apa-apa, hanya berdiam. Ya, kami hanya membisu, berkali ku tanya ada apa dan mengapa datang ke rumahku, dia hanya menjawab, “nggak”..hmm..sungguh aneh..apa sih maunya sebenarnya? Tapi di luar semua keanehan itu, aku merasa sangat bahagia hari ini, bersamanya, memang selalu menjadi saat yang sangat membahagiakan bagiku, meski hanya dalam keadaan sama-sama berdiam seperti ini. Menikmati hening bersama detakan jam dinding yang teratur, bersama redupnya rembulan malam yang sinarnya masuk ke sela-sela jendela menerobos bagian yang tertutup gorden, ah..syahdunya. Setelah kurang lebih berdiam bersama
<*>

Januari 2012
Kenyatannya, aku bukanlah Gem Jan Di, ya, memang bukan! Ezar, meskipun memiliki segala hal untuk bisa disamakan dengan Gu Jun Pyo, ternyata juga bukanlah seorang Gu Jun Pyo. Aku baru mengetahui kalau ternyata ia selama ini mendekatiku hanya agar dapat bisa tahu lebih banyak tentang kakakku, Kak Vanessa. Ia memang pintar, lebih cantik dan lebih modis dibandingkan aku. Huft..! aku merasa bodoh sekali begitu mengetahui kenyataan ini. Aku sempat merasa GR sekali keltika Ezar datang ke rumah. Tapi ternyata hal itu dia lakukan hanya untuk bias bertemu dengan kakakku.kenapa dia harus melakukan hal sekejam itu.
Aku sungguh kecewa, sedih, muak, dan memebenci diri sendiri karena kebodohanku itu. Terlebih lagi setiap hari aku harus melihat mereka berdua. Di sekolah, di kantin, bahkan di rumah! Uhh..sebal sebaaalll..! Aku jadi ingin segera menyembunyikan diri entah ke mana. Ke mana saja, asal bukan di sini, ke Mars pun aku rela.
Beberapa hari kemudian, aku mendapat surat dari temanku yang sedang menuntut ilmu di sebuah pesantren di daerah Sukabumi. Usai membaca suratnya, aku jadi mendapat ide untuk ikut dengannya menuntut ilmu di sana. Ya, mengapa tidak? Bukankah aku ingin sekali menghindar dari duniaku sekarang yang terasa amat sesak ini? Begitu aku megusulkan hal ini kepada mama, awalnya mama tidak setuju. Tapi setelah aku membujuknya dengan memelas, ditambah persetujuan papa, akhirnya mama mengizinkanku menuntut ilmu di pesantren.

April 2012
Sekarang di sinilah aku, di sebuah pesantren di Sukabumi, tepatnya di salah satu kamar yang terdapat di pesantren ini, sedang menuliskan buku diariku mengenai Gu Jun Pyo. Ah, tidak lagi, dia sama sekali bukan Gu Jun Pyo. Begitu juga diriku, aku bukanlah Gem Jan Di, aku adalah Ghiza Hanifaturrahmah, seorang anak perempuan yang kuat, tegar, baik hati (ya mudah-mudahan), dan..insyaAllah…solehah (aamiiin).
Dan apakah kini aku masih mendamba sosok pria seperti Gu Jun Pyo? Ah, tidak juga..Aku kini lebih kesengsem pada sosok seperti Nabi Muhammad Sholalllahu 'Alaihi Wassalam yang berakhlak mulia itu. Semoga saja aku bisa mendapatkan seseorang yang seperti beliau ya? Aamiin. J
<*>


Sukabumi, 9 April 2012
            

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

andar chan murasaki mengatakan...

Yang kek gini bisa disebut fan fiction kah?

Posting Komentar

KAWANS ^^

Entri Populer