Oleh Gemintang Halimatussa'diah
Gem Jan Di yang tadi sempat
membungkuk, langsung menegakkan tubuhnya, lalu
menendangkan kakinya ke arah Gu Jun Pyo yang sedang dalam keadaan tidak
siap. Ia pun terjatuh dengan ekspresi wajah penuh kekagetan. Ia sungguh tidak
menyangka Gem Jan Di yang seharusnya menunduk memohon ampun padanya, malah
menendangnya seperti itu.
“Ihh…mamaaaaa…apa-apaan
sih? Sakit ni kuping dengernya tauuukkkk…!?” Aku nggak kalah memberangus.
“Lagian
kamu dari tadi gak denger-denger sih mama panggilin!” Mata mama langsung
beralih ke televisi yang tadi lebih kuperhatikan daripada suara panggilannya,
“ini lagi, ini lagi yang ditonton.. Cinaaaa melulu! Gak bosen-bosen
apah..?!!??!”
“Bukan
Cina ma.. tapi KOREAAA..!!!”
“Ah…!
Apa kek! Udah, jangan nonton melulu! Bantuin mama masak sana..!!!” perintah
mama tegas.
Iihh..mama! nggak tahu apa ya kalau anaknya lagi asyik
nonton serial favoritnya?! Kalau nyuruh lihat-lihat waktu kek! Sambil
menggerutu dalam hati, aku pun dengan amat sangat luar biasa TERPAKSA, akhirnya
mau juga mengerjakan perintah mama.
<*>
April 2011
BRUKK..!! Aduh …badanku terasa sakit, buku-bukuku
berjatuhan. Aku baru saja bertubrukan dengan seseorang… Huft..! Aku pun memunguti buku-buku itu, sementara
orang yang bertubrukan denganku tadi, malah terus berjalan dengan acuh.
“Hei!
Kamu tuh tadi udah nabrak aku! Tanggung jawab dong! Buku-bukuku sampe jatuh
gini!” omelku padanya. Ia pun membalikkan badan, aku terlonjak begitu melihat
wajahnya. Dia..dia kan..untuk sesaat aku hanya mampu terpaku pada wajah itu,
mulutku terkunci, persendianku terasa kaku, aku..sedang..ter..pesona..!!!
“Iya!
Sorry deh!” Laki-laki itu pun lalu membantu mengambilkan bukuku. Sementara aku masih melongo melihat dia. Dia
..laki-laki yang tak tersentuh oleh seantero sekolah. Dia..dia adalah EZAR! Ya,
dia Ezar, cowok yang paling diidam-idamkan oleh semua cewek di sekolah ini,
bahkan mungkin di seluruh Indonesia, termasuk..AKU! Dan dia.. dia kini ada di
hadapanku! Ahh.. deg..deg..deg..irama jantungku sungguh takberaturan. Aku kikuk
sekaligus senang..!
Usai adegan bak drama Korea itu berlalu, aku masih
dapat merasakan sensasi perjumpaanku dengan Ezar tadi. Aku merasa menjadi cewek
yang beruntung karena bisa berbicara dan berdekatan dengan dia..aiihhh..!
Gimana gak ngerasa cenat-cenut gitu coba? Dia itu adalah siswa tergantung di sekolah
ini. Dia adalah ketua OSIS yang juga jago main basket. Sikapnya yang cuek abis,
tambah bikin cewek-cewek jadi cenat-cenut, caper, tebar pesona, dan melakukan
apa saja untuk bisa menarik perhatian dia! Hmm..kalau dipikir-pikir, dia itu
jadi mirip Gu Jun Pyo dehh…!
Kalau dia ibarat Gu Jun Pyo, aku pasti seperti Gem Jan
Di dong ya? Aku kan cantik, baik hati, tidak sombong, suka menolong, (mohon
bagi yang membaca untuk gak merasa mual yaaa?) Hihihihi... Selain fakta-fakta
yang aku sebutkan tadi, ada hal lain yang membuatku jadi sangat mirip dengan
Gem Jan Di, yaitu kebiasaanku naik sepeda ke sekolah tiap hari, aku juga sering
berantem sama anak cowok, rambutku juga sebahu dan berponi (baru dipotong
kemarin sih supaya tambah mirip dengan Gem Jan Di, hihihihi..). Kesimpulannya,
aku mirip banget deh sama Gem Jan Di!
Hmm…apakah dalam drama kehidupanku yang di dunia
realita ini aku bisa menggaet laki-laki seumpama Gu Jun Pyo itu? Aku sungguh
berharap, sangat berharappp..!
Ternyata..harapanku itu benar-benar berbuah sesuatu.
Sejak kejadian pertemuanku dengannya waktu itu, entah mengapa begitu banyak
rentetan kejadian yang mendekatkanku pada dirinya. Dua hari setelah pertemuan
itu, dia datang ke rumahku untuk mengembalikan buku. Aku kaget sekali! Dari
mana dia tahu alamat rumahku? Dan untuk apa dia datang ke sini. Katanya itu
buku milikku, padahal aku merasa tidak kehilangan buku, aku juga bilang padanya
kalau aku tidak punya buku seperti yang sedang dia kembalikan padaku itu. Tapi
dia tetap memaksa memberikan buku itu. Ia berkeras kalau itu adalah bukuku!
Ihh..anehh..! Tapi, jangan-jangan, sebenarnya dia hanya ingin mencari alasan
untuk mendekatiku ya? Hihihi…
Pertemuan lainnya adalah ketika aku dalam perjalanan
ke sekolah.pagi itu, seperti biasa aku mengayuh sepedaku. Aku sempet kaget
ketika melihat Ezar di pinggir jalan. Sepertinya motornya sedang bermasalah.
Penasaran dengan apa yang terjadi, aku pun mendekatinya.
“Ezar ya?” Mendengar pertanyaanku tadi, ia langsung
menoleh.
“Eh, kamu. Kebetulan! Motor gue lagi bermasalah ni.
Gue harus ke sekolah sekarang.” ucapnya. Tanpa bertanya lagi, ia menyuruhku
turun dari sepedaku.
“Eh kamu mau ngapain?” tanyaku heran. Ia masih
berusaha memaksaku turun dari sepeda, lantas memegang stangnya.
“Aku ke sekolah naik sepeda kamu ya?” tanyanya cuek. Tanpa
persetujuanku, ia langsung menaiki sepeda. “Ayo naik! Kamu aku bonceng!”
Apa? Sekali lagi, ia membuatku melongo. “Ayo cepatt..!
Kamu mau kita terlambat sampai sekolah ya?!” perintahnya sedikit membentak. Aku
pun seolah tersadar kalau kami memang harus segera berangkat jika tak ingin
terlambat sampai sekolah. Aku duduk di bangku boncengan, sementara ia dengan
sigap mengayuh sepeda. Wahh..rasanya senanggg…sekali! Kalau aku cerita sama
teman-temanku mengenai kejadian ini, mereka semua pasti bakal merasa iri!
Ha..ha..! Adegan ini terasa seperti adegan dalam drama korea yaa..? Pokoknya
hari ini aku senang..senangggg…sekaliii…!
Ezar mengayuh sepeda menuju jalan-jalan di gang kecil,
ia ternyata tahu jalan pintas yang dekat menuju sekolah. Kami pun tiba di
sekolah 5 menit sebelum bel masuk berbunyi. Beberapa teman yang menyaksikan
kebersamaan kami naik sepeda, sempat terlongo-longo seolah tak percaya dengan
apa yang mereka lihat. Aku..dan Ezar si cowok impian cewek-cewek itu, naik
sepeda berduaan…Wahh..ini akan benar-benar menjadi sejarah bukan hanya dalam
hidupku! Melainkan juga untuk sekolah ini!
Hari-hari berikutnya, aku jadi lebih dekat dengannya.
Dia datang ke rumah lagi, kali ini katanya hanya untuk bertemu denganku..apa?
HANYA UNTUK BERTEMU? Ya, itu katanya! Aku pun merasa sangat aneh mengapa ia
melakukan hal itu. Saat kutemani ia di ruang tamu, ia tak berkata apa-apa,
hanya berdiam. Ya, kami hanya membisu, berkali ku tanya ada apa dan mengapa
datang ke rumahku, dia hanya menjawab, “nggak”..hmm..sungguh aneh..apa sih
maunya sebenarnya? Tapi di luar semua keanehan itu, aku merasa sangat bahagia
hari ini, bersamanya, memang selalu menjadi saat yang sangat membahagiakan
bagiku, meski hanya dalam keadaan sama-sama berdiam seperti ini. Menikmati
hening bersama detakan jam dinding yang teratur, bersama redupnya rembulan
malam yang sinarnya masuk ke sela-sela jendela menerobos bagian yang tertutup
gorden, ah..syahdunya. Setelah kurang lebih berdiam bersama
<*>
Januari
2012
Kenyatannya, aku bukanlah Gem Jan Di, ya, memang
bukan! Ezar, meskipun memiliki segala hal untuk bisa disamakan dengan Gu Jun
Pyo, ternyata juga bukanlah seorang Gu Jun Pyo. Aku baru mengetahui kalau
ternyata ia selama ini mendekatiku hanya agar dapat bisa tahu lebih banyak
tentang kakakku, Kak Vanessa. Ia memang pintar, lebih cantik dan lebih modis
dibandingkan aku. Huft..! aku merasa bodoh sekali begitu mengetahui kenyataan
ini. Aku sempat merasa GR sekali keltika Ezar datang ke rumah. Tapi ternyata
hal itu dia lakukan hanya untuk bias bertemu dengan kakakku.kenapa dia harus
melakukan hal sekejam itu.
Aku sungguh kecewa, sedih, muak, dan memebenci diri
sendiri karena kebodohanku itu. Terlebih lagi setiap hari aku harus melihat
mereka berdua. Di sekolah, di kantin, bahkan di rumah! Uhh..sebal sebaaalll..! Aku
jadi ingin segera menyembunyikan diri entah ke mana. Ke mana saja, asal bukan
di sini, ke Mars pun aku rela.
Beberapa hari kemudian, aku mendapat surat dari
temanku yang sedang menuntut ilmu di sebuah pesantren di daerah Sukabumi. Usai membaca
suratnya, aku jadi mendapat ide untuk ikut dengannya menuntut ilmu di sana. Ya,
mengapa tidak? Bukankah aku ingin sekali menghindar dari duniaku sekarang yang
terasa amat sesak ini? Begitu aku megusulkan hal ini kepada mama, awalnya mama
tidak setuju. Tapi setelah aku membujuknya dengan memelas, ditambah persetujuan
papa, akhirnya mama mengizinkanku menuntut ilmu di pesantren.
April 2012
Sekarang di sinilah aku, di sebuah pesantren di
Sukabumi, tepatnya di salah satu kamar yang terdapat di pesantren ini, sedang
menuliskan buku diariku mengenai Gu Jun Pyo. Ah, tidak lagi, dia sama sekali
bukan Gu Jun Pyo. Begitu juga diriku, aku bukanlah Gem Jan Di, aku adalah Ghiza
Hanifaturrahmah, seorang anak perempuan yang kuat, tegar, baik hati (ya
mudah-mudahan), dan..insyaAllah…solehah (aamiiin).
Dan apakah kini aku masih mendamba sosok pria seperti
Gu Jun Pyo? Ah, tidak juga..Aku kini lebih kesengsem pada sosok seperti Nabi
Muhammad Sholalllahu 'Alaihi Wassalam yang berakhlak mulia itu. Semoga saja aku bisa mendapatkan
seseorang yang seperti beliau ya? Aamiin. J
<*>
Sukabumi, 9 April 2012
1 komentar:
Yang kek gini bisa disebut fan fiction kah?
Posting Komentar