Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

YANG TERSESAL

Oleh: Gemintang Halimatussa'diah

PELANGI lelah tersenyum tergerus awan mendung, karena Andre, suamiku tercinta, masih bungkam seribu bahasa. Jangankan bicara, melihatku saja rasanya dia enggan. Padahal, aku amat RINDU pada tawa CERIA dan KERLINGAN matanya yang manja. Segalanya menjadi terasa sulit dan melelahkan, mimpi buruk pun terus membayangi. Dalam mimpi itu, kulihat baju berwarna PINK yang kukenakan berubah menjadi merah berlumuran darah. Aku bergidik melihat banyaknya darah merah segar mengaliri sekujur tubuhku. Darah dari mana pula ini sebenarnya?


Sesaat setelah kurasa aku terbangun dari mimpi buruk itu, aku pun berjalan melangkah keluar kamar, entah mengapa aku merasa seolah sudah tidur lama sekali. Kuedarkan pandanganku ke sekeliling tamu. Cat rumah yang dulu berwarna BIRU MUDA kini terlihat kusam dipenuhi sarang laba-laba. DANDELION pemberian Andre yang kuletakkan di atas meja tamu tampak kering meranggas. Aku merasakan keasingan dan kengerian pada rumahku sendiri, rumah baru kami setelah menikah.

Akhirnya, kudapati sosoknya, Andre suamiku, terlihat sedang melamun di meja kerjanya di pojok ruangan. Baru saja aku hendak memanggilnya, tiba-tiba saja Andre berlari kencang sekali. Aku ingin ikut berlari mengikutinya.

“Andre! Andre! Tunggu!” Aku terus memanggilnya sambil berlari mengejarnya. Namun, larinya cepat sekali, sulit bagiku untuk mengejarnya. Anehnya, ia sama sekali tidak menoleh, meski berkali-kali aku berusaha mengeraskan suaraku untuk memanggilnya.

Secara mendadak, langkahnya terhenti di sebuah makam. Ia berjongkok sambil menangis. Aku pun bertanya padamya, “Andre, makam siapa ini?” Tapi Andre tak menjawab, bahkan menoleh pun tidak. Mungkin ia sedang larut dalam kesedihannya.

Tapi, makam siapa ini? Mengapa Andre terlihat demikian sedih? Aku pun berusaha untuk melihat nama yang tertulis di nisan itu. Aku mulai mengeja nama dalam nisan itu. L E R I A N   A P R O D H I T A. Apa? Lerian Aprodhita? Apakah aku tidak salah lihat? Aku terkejut sekali. Itu kan..itu kan namaku! Tapi…bagaimana bisa? Bagaimana bisa namaku tertulis di..nisan..itu?

Dalam keadaan bingung penuh tanya, entah dari mana datangnya, tiba-tiba saja dua orang berpakaian serbahitam, bertubuh besar dan tegap menggenggam tanganku erat dan kasar. Lantas, mereka berusaha menyeretku sekuat tenaga.

”Apa..apa yang kalian lakukan?!” Aku berusaha berontak, tapi genggaman mereka malah terasa mencengkram lebih erat. “Lepas!” teriakku sekuat tenaga. Dalam keadaan lemah tak berdaya seperti itu, sesuatu muncul di kepalaku seperti putaran film yang sering kutonton bersama Andre. Putaran film itu memperlihatkan hari saat aku dan Andre bertengkar. Dalam pertengkaran itu, tanpa sengaja Andre mendorongku, aku terjatuh dari tangga rumah, dan setelah itu, setelah itu aku mati? Tidak! itu tidak mungkin!

Kedua bayangan hitam tadi masih terus berusaha menarik dan menyeretku. Tidak! Aku belum mau pergi sebelum melihat tawa RIANG Andre! Aku ingin melihat BENING matanya, aku ingin dia TERTAWA MANIS ke arahku.

“Andre! Andre! Andre!” Aku terus memanggilnya namun ia tak pernah menengok. Perlahan-lahan, suaraku pun kian tenggelam.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

KAWANS ^^

Entri Populer