Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

MENGULIK TIPS MENULIS BUNDA NOVIA SYAHIDAH


BUKAN SEKADAR SILATURAHIM
Oleh: Gemintang Halimatussa'diah

Ahad tanggal 9 Oktober 2011 lalu, Grup Teras Berbagi Inspirasi dan Menulis—selanjutnya disebut Teras—mengadakan kunjungan ke rumah salah satu guru online Teras, Mbak Novia Syahidah, dalam rangkaian acara silaturahim ke rumah guru-guru Teras. Hadir dalam acara tersebut Fiyan Arjun sang Pawang Teras, El Fietry Jamilatul Insan, Gemintang Halimatussa’diah Batubara, Faridatul Millah, dan Anyta Eka. Acara yang sedianya dimulai pukul 10.00 WIB itu, sempat mengalami keterlambatan hingga baru dapat dimulai sekitar pukul 13.00 WIB. Acara dibuka oleh MC El Fietry Jamilatul Insan, lalu diikuti dengan materi pertama seputar penerbitan buku yang dibawakan oleh Fiyan Arjun.

Berikut rangkuman dari isi materi tersebut:


Menerbitkan buku secara indie atau major memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Bagi penulis pemula dan memiliki idealisme, menerbitkan buku secara indie memang dirasa cukup tepat. Hal tersebut karena dalam membuat buku secara indie, penulis dapat merasa puas mengekspresikan karyanya dengan memilih tema dan judul yang sesuai dengan keinginan. Segala sesuatunya harus dikerjakan sendiri, mulai dari menulis, mengedit, dan lainnya hingga naskah tulisan itu jadi dan siap terbit. Penerbit nantinya hanya mengurusi lay out dan sampul buku. Selanjutnya, untuk masalah penjualan buku pun masih harus dipromosikan oleh penulis sendiri.

Kemudian, acara dilanjutkan dengan perkenalan diri masing-masing jamaah Teras. Kami yang hadir dalam acara tersebut jadi dapat saling mengenal pribadi masing-masing. Sempat terdapat tanya jawab juga demi dapat mengenal dan mengakrabkan diri.

Perbincangan santai ini kemudian berlanjut ke materi kedua dari Bunda Novia Syahidah yang terasa mengalir saja. Bunda Via—sapaan akrab guru online kita ini—memaparkan beberapa hal seputar proses kreatif dalam menulis:

1.       Setting
Mengenai hal ini, kita mengetahui bahwa Bunda Via banyak melahirkan novel dengan setting lokal yang sangat kental. Nah, tips dari Bunda Via agar setting kita—terutama yang bersetting lokal—dapat terasa nyata, biasanya sih dimulai dengan mengumpulkan referensi terlebih dulu, atau bisa juga terinspirasi dari apa yang telah kita baca sebelumnya, baru kemudian menuliskannya. Bukan sebaliknya, menulis dulu baru mencari referensi. Nah, kalau referensi kita tidak terlalu banyak, dapat disiasati dengan memperdalam konflik atau memfokuskan pada penokohannya.

2.         Penokohan
Bunda Via mengatakan bahwa karakter tokoh yang terdapat dalam novel atau cerpen yang kita buat sebenarnya dapat dipelajari dari orang-orang yang ada di sekitar kita. Misalnya, mau membuat cerita yang tokohnya adalah seorang preman, kita dapat mempelajarinya dari preman yang ada di sekitar kita. Bagaimana gaya bahasanya, sikapnya, cara bepikir, dan tingkah lakunya. Satu lagi nih, jangan sampai ketika kita menuliskan dialog tokoh atau pikiran tokoh, yang dituliskan malah pikiran atau kata-kata penulis sendiri. Kita harus dapat membedakan mana kata-kata penulis dan mana kata-kata si tokoh.

Selain membahas tentang proses kreatif tersebut, Bunda Via juga banyak membagikan wejangan seputar kepenulisan, antara lain mengenai pentingnya mengirimkan naskah ke media sebagai lahan untuk mengasah karya-karya kita, jangan hanya berfokus pada menghasilkan buku saja. Dari medialah kita dapat mengetahui kelayakan karya kita. Selain itu, jumlah pembaca di media juga lebih banyak daripada jumlah pembaca buku yang kita terbitkan bukan?
Kita juga diharapkan bisa belajar dari kritik yang diberikan oleh orang lain terhadap tulisan kita, bukannya malah merasa kecil hati lalu berhenti berkarya. Kritikan itu, dapat dijadikan perbaikan bagi tulisan-tulisan kita ke depannya. Selain dari kritikan, kita juga dapat belajar dari karya-karya penulis senior.

Seusai pemaparan tersebut, kami diajak untuk melihat-lihat koleksi buku karya Bunda Via dan suaminya. Kami jadi tertarik untuk membeli buku-buku beliau, buku yang kami beli pun langsung ditandatangani. Wah, jadi benar-benar terasa seperti acara jumpa fans! Tak lupa, kami pun berfoto-foto dengan Bunda Via sebagai dokumentasi dari acara silaturahim ini.

Acara berjalan santai dan kerap diselingi diskusi dan tanya jawab, sambil sesekali mencomot makanan ringan dan ongol-ongol yang spesial Bunda Via sajikan untuk kami. Hingga tak terasa acara ini berakhir sekitar pukul 15.20 WIB. Bunda Via juga sempat mengantar kami melalui jalan yang paling dekat menuju jalan raya. Wah, Bunda memang sungguh perhatian, ya? Pokoknya, acara siang itu benar-benar menyenangkan dan penuh hikmah. Di antaranya, kami jadi bisa menambah teman, tambah ilmu dari penulis terkenal plus dapat buku dan tanda tangannya pula, dan tentunya bisa bersilaturahim dengan jamaah Teras yang selama ini dikenal hanya secara online.

Untuk menutup reportase ini, saya ingin membagikan kata-kata motivasi yang dituliskan Bunda Via di buku “Putri Kejawen” yang saya beli, berikut ini:

Buat Halimah
Menulislah dengan cinta
Karena cinta memiliki
Kekuatan untuk menajamkan penamu!

Semoga kata-kata tersebut dapat memotivasi dan menginspirasi kita semua…! ^_^

Salam inspiratif!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

KAWANS ^^

Entri Populer