Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

RESENSI BUKU


Judul buku       : Ketika Cinta Bertasbih 2
Penulis            : Habiburrahman El Shirazy
Penerbit      : Penerbit Republika dan Basmala-Republika-Corner (BRC)
Tahun terbit    : Februari 2008 (Cetakan ke-5)
Tebal               : 414 halaman
Harga buku      : Rp46.000,00


Ketika Cinta bertasbih 2 merupakan sekuel dari novel fenomenal yang berjudul sama karangan Habiburrahman El Shirazy (Kang Abik), yaitu Ketika Cinta Bertasbih. Berbeda dengan novelnya yang pertama yang lebih banyak berseting di Mesir, novel ini lebih banyak menyajikan kisah Khairul Azzam sekembalinya ia ke Indonesia.
Kisah dalam novel ini diawali dengan kebimbangan hati Anna Althafunnisa untuk menjawab pinangan pria yang sudah disampaikan sejak ia masih kuliah di Kairo, Mesir. Pinangan itu disampaikan Furqon kepada Ustad Mujab, kerabat dari Anna. Merasa sudah terlalu lama menggantungkan pinangan Furqon, dan diminta memilih antara Furqon dan Ustad Ilyas, pada akhirnya Anna menerima pinangan Furqon dengan setengah hati. Hal tersebut dikarenakan di hatinya telah ada satu nama yaitu “Abdullah” pria yang telah menolongnya di Mesir yang tak lain adalah Khairul Azzam.
Saat mengantarkan undangan pernikahannya dan Furqon ke keluaraga Husna—yang dikenalnya dalam sebuah diskusi—Anna kembali bertemu dengan Azzzam. Di situlah ia baru menyadari bahwa Abdullah yang selama ini ada di hatinya itu, ternyata adalah Khairul Azzam kakak dari Husna. Anna akhirnya menikah dengan Furqon. Sementara Azzam mulai sibuk membangun bisnis bakso yang kemudian diberi nama “Bakso Cinta”. Setelah melewati jatuh bangun dalam bisnisnya itu, Azzam kemudian dapat meraih buah dari jerih payahnya itu. Setelah cukup sukses dengan usahanya tersebut, Azzam mulai terpikir untuk mencari jodoh. Stelah mencari ke sana kemari dan beberapa kali mengalami kegagalan, akhirnya ia menemukan sosok perempuan yang tepat, yaitu dokter Fifi. Sementara di lain pihak, Anna malah mengalami perceraian dengan Furqon, karena akhirnya Furqon mengakui bahwa dirinya mengidap AIDS.
Pernikahan Azzam dan Dokter Fifi sudah dipersiapkan dengan matang. Namun sayang, takdir rupanya berkata lain. Saat Azzam dan ibunya pergi ke rumah Kiai Luthfi—ayah dari Anna—untuk memintanya menjadi penasihat pernikahan, Azzam dan ibunya mengalami kecelakaan. Dalam kecelakaan itu, Ibu Azzam meninggaldunia, sementara Azzam sendiri mengalami luka yang cukup parah. Kakinya patah dan sulit untuk berjalan. Melihat kondisi tersebut, orang tua Dokter Fifi kemudian mencarikan calon suami lain untuknya. Pernikahan mereka pun gagal.
Setelah pulih dari sakitnya, Azzam kembali berusaha mencari jodoh untuk dirinya. Ia  pun bertandang ke rumah Kiai Luthfi untuk dicarikan jodoh. Tak disangka, ternyata Kiai Luthfi meminta Azzam untuk menikahi Anna. Azzam amat terkejut sekaligus bersyukur dapat dijodohkan dengan Anna, perempuan yang selama ini dikaguminya. Begitu juga dengan Anna, yang sejak tadi mendengarkan dari bilik rumah. Begitu mendengar Azzam menerimanya, ia langsung melakukan sujud syukur. Pernikahan pun dilakukan malam itu juga setelah seluruh jamaah melaksanakan salat Isya. Mereka berdua sangat bersyukur karena setelah melewati begitu banyak cobaan, pada akhirnya mereka dapat bersatu dan menjadi sepasang suami istri.
Membaca buku ini, kita seolah diajak untuk memetik hikmah yang  demikian banyak terseurat maupun tersirat terhampar dalam novel ini. Seperti novel-novel Kang Abik sebelumnya, lewat kepiawaian Kang Abik meramu kata, kita akan menemukan banyak hal yang sarat akan nilai-nilai religiusitas. Misalnya, bagaimana berbakti kepada orang tua, dan bagaimana seharusnya kita tabah dalam menghadapi ujian yang diberikan oleh Allah. Proses pencarian jodoh yang dilakukan oleh Azzam, seolah memperlihatkan kepada kita bagaimana tata cara mencari jodoh yang sesuai dengan ajaran Islam. Bumbu-bumbu percintaan juga masih terasa mencolok terutama pada kisah cinta Azzam dan Anna yang penuh liku. Akhir  dari kisah percintaan mereka seolah hendak menunjukkan bahwa “kalau sudah berjodoh tak akan lari ke mana”.
Selain itu, novel ini juga terasa lebih kaya karena mengandung unsur enterpreneurship. Hal itu terlihat saat Azzam jatuh bangun menmbangun bisnis bakso cintanya. Di sini terlihat bagaimana cara-cara jitu untuk memulai bisnis maupun mengatasi segala permasalahan yang menderanya, terutama bagi pebisnis pemula. Semua itu terangkai apik lewat kisah yang mengharukan dan begitu memikat hati ini.
Sedikit kekurangan dari novel ini terletak pada idealitas atau kesempurnaan watak para tokohnya. Tokoh utama dalam novel ini digambarkan begitu sempurna seolah tanpa cela. Hal ini menyebabkan novel ini terasa kurang realistis bagi pembaca pada umumnya. Meski demikian, novel ini amat direkomendasikan dibaca bagi kita yang ingin belajar banyak tentag Islam maupun dunia enterpreneurship, terutama bagi orang yang baru mulai membangun usaha. Jadi, saya ucapkan selamat menikmati keindahan kata dan kisah dari novel yang amat fenomenal ini!


Resensator: Gemintang Halimatussa'diah


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

KAWANS ^^

Entri Populer