Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

ISTANA SANGKAR KEBAHAGIAAN

Oleh: Gemintang Halimatussa'diah


Istana ini memang begitu indah dan mewah, namun sekaligus laksana sangkar yang merenggut kebebasanku. Seperti halnya yang dirasakan hatiku, aku begitu bahagia menjadi seorang putri dari pangeran tampan yang baik hati dan memesona! Aku sangat bahagia sekaligus didera takut, resah, gundah, dan khawatir tiap kali tengah bersama dirinya.

Aku takut ketika kami menghabiskan waktu bersama, akan ada permaisuri dan selir lain yang datang mengganggu kebersamaan kami. Sedangkan jika ia sedang bersama permaisuri atau selir lain, hatiku merasa tidak tenang karena terbakar rasa cemburu. Sungguh, bahagia ini menyiksaku, siksa ini membahagiakanku.

"Putriku, mengapa kau tampak bersedih?" tanya pangeran tampanku suatu malam.


"Benarkah aku terlihat sedih, Pangeran? Maafkan hamba jika begitu."


"Tidak apa-apa Putriku, justru seharusnya akulah yang meminta maaf. Apakah sumber kesedihanmu itu adalah diriku?"

Pangeranku bertanya dengan polosnya. Tentu saja aku menggeleng. Aku tak mau menambah beban pikirannya. Cukuplah aku saja yang merasakan deraan batin yang amat menyiksa sekaligus membahagiakan ini.

Ya, aku memilih bersabar berada di dalam sangkar mewah sekaligus indah ini. Aku tetap berusaha tampak bahagia di hadapan pangeran hati yang amat kucintai.

Syukrulah, ternyata kesabarnku itu membuahkan kebahagiaan juga. Sejak aku mengandung dan melahirkan seorang putra, yang juga merupakan calon putra mahkota, seluruh perhatian Pangeran hanya tertuju padaku. Aku bahagia sekali merasakan hari-hari indah ini, bersama suami dan putraku tercinta.

Syukurlah aku memilih bersabar dan menahan deraan batin kala itu. Seandainya saja aku menyerah, tentu aku tidak akan mengalami kebahagiaan tiada tara seperti yang kualami kini.







Depok, 22 Juli 2012

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

KAWANS ^^

Entri Populer