Pedih. Meski senyum
kusunggingkan di hadapan mereka. Walau aku selalu mengangguk ketika diminta
untuk tabah, tetap saja hati ini terasa amat pedih. Hanya tiga hari menjelang
ujian nasional, aku mendapat kabar abahku meninggal dunia. Segera kutinggalkan
asrama untuk menuju rumahku
yang terletak di Cibiru Bandung.
Selepasnya, tak
sedikit pun aku mampu berkonsentrasi untuk belajar lagi. Yang terpikir hanya bayangan saat
terakhir kali aku menghabiskan waktu bersama abah. Saat itu kami banyak
bercanda, banyak pula berdiskusi untuk menentukan tempat kuliah yang tepat. Ya
Allah, sungguh dada ini terasa sesak mengenangnya.