PERIH
Oleh: Gemintang Halimatussa’diah

“Lastri, izinkan aku pergi.” ucapmu lirih.
Aku hanya mampu tertunduk lesu mendengar ucapanmu itu,
Mas.
“Delapan tahun. Rasanya sudah cukup bagiku bertahan
dalam kehampaan rasa, Las.”
Delapan tahun dalam kehampaan? Jadi begitukah dirimu
memaknai pernikahan kita, Mas? Perih
hati ini mendengarnya, Mas.
“Aku sudah menemukan kembali Astutiku.” Aku
terbelalak. Spontan, mengangkat kepalaku menatap langsung ke matamu.
Tapi.. dia
kan sudah meninggal, Mas. Batinku.
“Astutiku yang baru, yang akan mengisi kehidupanku
dengan cinta dan kebahagiaan. Izinkan aku pergi, Las.” Kau tampak memelas.
Lalu, satu per satu jejak langkahmu meninggalkanku dalam
ruang hampa tanpa asa. Bersama butiran air mata yang kian menderas.
1 komentar:
Mengena, mba. Salam kenal..
Posting Komentar