Oleh:
Gemintang Halimatussa’diah
Di sebuah hutan yang rindang, hiduplah seekor
kunang-kunang yang sangat cantik bernama Azzura. Cahaya yang menyala-nyala di
tubuhnya memancarkan warna biru muda yang berbeda dengan kunang-kunang lainnya.
Hal itu sempat membuat kunang-kunang lain merasa iri. Terutama Amoza, ia sebelumnya
sempat menjadi primadona hutan itu. Amoza yang merasa kesal dengan hal itu,
lalu melabrak Azzura yang sedang beterbangan riang di hutan.
“Azzura, sejak kehadiranmu di hutan ini aku jadi merasa tidak tenang. Pergilah dari hutan ini! Kalau tidak…” Amoza berang.
“Ka..kalau tidak apa?” tanya Azzura bingung, sekaligus
ketakutan.
“Kalau tidak, aku akan merusak tubuhmu sehingga
warnanya pudar tak secantik sekarang!” Amoza berang, matanya menyalak, wajahnya
tampak garang. Azzura terbelalak kaget mendengarnya.
“Hei, ada apa ini?” Tiba-tiba sebuah suara merelai
pembicaraan mereka. Ternyata Ambrose-lah sang pemilik suara itu. Ia adalah
kunang-kunang tertampan di hutan ini. “Sudah sana Amoza kamu tidur!” perintahnya
kepada Amoza, sambil menggandeng Azzura untuk mengantarnya.
Melihat hal itu, amarah di hati Amoza kian bertumpuk
saja, ia kian iri dan cemburu pada Azzura. Ia pun memikirkan sebuah rencana
untuk menyingkirkan Azzura dari kehidupannya. Lama ia berpikir, tak terasa
telah jauh pula ia terbang.
“Wah, di mana aku? Mengapa semak belukarnya tampak
berbeda? Jangan-jangan, aku berada…” Amoza pun terbelalak begitu menyadari
dirinya sudah berada di hutan luar, tempat yang seharusnya tidak boleh
dikunjunginya. Lalu, sesosok manusia dengan tiba-tiba menangkapnya menggunakan jaring.
“Dapat!” Si manusia yang ternyata adalah seorang
pendaki itu, kegirangan begitu mendapatkan Amoza.
“TOLOOOOOONNNG….!” Amoza yang ketakutan, berusaha
melepaskan diri dari jaring itu. Namun sayang, upayanya itu sia-sia. Ia pun
diletakkan si sebuah kotak kaca oleh si sosok manusia tadi.
Sementara itu, di hutan dalam, ribuan kunang-kunang
sibuk mencari-cari sosok Amoza yang telah hilang selama satu malam. Mereka
panik, khawatir terjadi sesuatu yang buruk pada diri Amoza. Azzura mencoba
mengingat-ingat pertemuan terakhirnya dengan Amoza semalam. Saat ia akan
diantar pulang oleh Ambrose, ia ingat kalau Amoza justru pergi membelakangi
mereka. Kalau dia jalan terus, bisa-bisa dia tersesat ke arah hutan luar! Tanpa
pikir panjang lagi, Azzura pun segera menyusul pergi ke arah Amoza pergi
semalam.
Sampailah ia di hutan luar dengan mengendap-endap
sambil melihat situasi. Azzura takut sekali akan ditangkap oleh manusia.
Matanya lalu tertuju pada kotak kaca yang tampak berkilauan yang berada di
dalam sebuah kemah. Warnanya putih
keemasan. Tak salah lagi, itu pastilah Amoza! Dengan hati-hati, Azzura pun
terbang menuju kemah itu.
Ternyata, di dalamnya sudah ada sesosok manusia yang
sigap memegang sebuah jaring. Azzura jadi terpikir sebuah ide. Ia sengaja
menerbangkan dirinya di dekat kotak kaca, membuat si manusia berusaha menangkap
dirinya dengan jarring itu.
PRANGGG..! Kotak kaca itu pun pecah. Amoza dapat
melepaskan diri dari kotak itu. Namun malang, Azzura ternyata tertangkap oleh
si manusia. Ia lalu meminta Amoza untuk segera kembali ke hutan dalam. Amoza bingung
harus bagaimana, akhirnya ia memutuskan kembali ke hutan dalam untuk mencari
bala bantuan.
Sayangnya, saat mereka tiba di hutan luar, si manusia
dan kemahnya sudah tidak ada di sana. Amoza tertunduk lemas, ia merasa menyesal
sekali karena telah membenci Azzura. Mereka semua kehilangan si cantik Azzura yang
baik hati, untuk selama-lamanya.
0 komentar:
Posting Komentar