Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Meski Bukan Untukku


Oleh: Gemintang Halimatussa'diah
Dedefirman Muhammad



“Aldi...!” sapa Rena, saat aku baru saja memasuki ruang kelas. “Ini,” Rena menyodorkan sebuah kotak merah muda padaku.

“Untukku?”

“Tidak perlu ditanya lagi, jelas saja untuk Raja.”

Raja, lagi dan lagi untuknya. Jelas saja untuk pria berambut ikal itu, memang siapa yang selalu ada di hatinya? Aku? Kuharap begitu. Tapi kenyataannya tidak. Pasti sekarang aku tampak seperti orang bodoh baginya. Seharusnya aku tidak bertanya itu untuk siapa, karena hampir setiap hari Rena menitipkan sebuah kotak padaku untuk Raja.

Raja, anak kelas XII IPS 1, yang tak kusangka akan menjadi bagian dari pelaku sakit hatiku. Aku menyukai Rena, tapi Rena tidak pernah tahu. Selama ini yang dia tahu adalah aku dan dia, hanyalah sebatas teman. Kurasa Rena tidak pernah sadar bahwa aku selalu bersikap baik padanya karena aku mecintainya. Dan entah kenapa, sampai saat ini aku masih setia untuk membantu Rena memberi kotak pada Raja. Mungkin karena aku ingin melihat dia bahagia.

“Kenapa bengong?” Rena membuyarkan lamunanku.

“Ah, tidak. Sini kotaknya, biar aku berikan pada Raja.”

(*)

Entah ada apa dengan Rena, pagi ini wajahnya tampak ditekuk. Pun ketika aku menyapanya. Ia melengos saja seolah tak melihat keberadaanku yang sebenarnya tepat di hadapannya.
Sepulang sekolah, aku pun tak tahan lagi untuk menanyakan perihal penyebab sikapnya yang berubah 180 derajat itu.
“Ren! Kamu kenapa sih?” Sengaja kuraih lengannya agar ia tidak mengabaikanku lagi.”
“Lepasin tanganku, Al. Aku nggak ingin bicara sama kamu. Melihat wajahmu saja, aku merasa jijik!”
Astaghfirulloh, kata-kata Rena barusan menimbulkan rasa nyeri di hatiku. “Kok kamu ngomongnya gitu sih, Ren? Memangnya aku salah apa?”
Rena membuang muka, muncul bulir bening di sudut matanya.
“Aku kecewa sama kamu, Al. Aku sudah menganggap kamu sebagai sahabatku. Sejak kecil kita memang sudah bersahabat karena kita tetanggaan. Aku percaya penuh sama kamu. Tapi tega-teganya kamu mengkhianatiku!”
Keningku berkerut, “Maksud kamu apa, Ren? Mengkhianati apa? Aku benar-benar nggak ngerti.”
Rena menghela napas berat. “Kemarin saat aku main ke rumahmu untuk ngobrol-ngobrol dengan adikmu, nggak sengaja aku melongok ke kamar kamu yang pintunya sedikit terbuka. Di atas rak bukumu, kulihat ada kotak-kotak titipan aku untuk Raja.” Barulah mengerti aku sekarang. Rupanya itu yang membuat Rena demikian merasa kecewa.
“Kenapa kamu nggak menyerahkan kotak itu kepada Raja? Padahal aku sudah percaya penuh padamu perihal perasaanku terhadap Raja. Mengapa kamu tega mengkhianatiku seperti ini?”
“Ren, maafin aku. Sepertinya memang sudah saatnya kamu tahu sebuah kenyataan.” Aku menarik napas, berusaha merangkai kata yang tepat untuk menjelaskan situasi ini. “Ren, sudah dua pekan ini kita kehilangan sosok Raja. Kamu ingat kan sewaktu sekolah kita mengadakan liburan ke Curug Cimahi?”
Rena mengangguk dengan ekspresi bingung.
“Sewatu kita jalan menuju air terjun, rupanya tanpa sengaja Raja terjatuh di sungai ketika ia bercanda dengan Teguh dan Agung. Beberapa guru dan teman, termasuk aku, sudah berusaha untuk menolongnya. Namun sayang, kami tidak berhasil. Saat itu aliran sungai terlalu deras. Bahkan Pak Wirya yang hendak menolong pun hampir saja terseret arus. Setelah tiga jam pencarian, kami menemukan tubuh Raja sudah tak bernyawa di pinggir sungai.”
Rena tampak terbelalak. Matanya membulat.
“Iya, Ren. Raja sudah meninggal dua pekan lalu, kamu pun sebenarnya tahu hal itu. Hanya saja kamu langsung pingsan begitu mendengar kabar itu. Setelah itu, entah bagaimana, besoknya kamu masih saja menitipkan kotak-kotak itu untuknya. Awalnya, aku ingin menyadarkanmu tentang kenyataan ini. Tapi aku khawatir kamu akan sangat terpukul mendengarnya.”
Rena terduduk. Tampak bulir-bulir bening deras menetes di pipinya. Tak ada yang mampu kulakukan kecuali menenangkannya yang tampak begitu terpukul. Tenanglah Ren, aku akan selalu bersamamu melewati masa sulit ini. Karena aku sangat mencintaimu. Aku tak akan membiarkanmu sendirian menghadapi kepedihanmu ini. Janjiku dalam hati.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

2 komentar:

De chieka mengatakan...

bagus mbak .. (Y)

Senarai Morfem Gemintang mengatakan...

Aamiin... mudah2an demikian. Makasih ya ^_^

Posting Komentar

KAWANS ^^

Entri Populer