Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

BUKAN SEPATU KACA



BUKAN SEPATU KACA
Oleh: Gemintang Halimatussa’diah

Kening Rayya tampak berkerut. Lagi. “Warna merah marun?”
“Kenapa memangnya, Kak Ray?”
“Kakak kan nggak suka warna merah, Dek.“
“Tapi modelnya bagus loh, Kak.” Diana mencoba membujuk.
Rayya lantas tersenyum sambil menjawil pipi adiknya yang kini duduk di kelas 9 SMP itu. Si pemilik wajah hanya mampu merengut pasrah. Rayya kembali mengedarkan pandangannya pada pasangan-pasangan sepatu yang tersusun rapi di raknya. Belum, ia masih juga belum menemukan sepatu yang sesuai dengan kriterianya.
“Kalau yang ini, Kak?” Diana kembali menunjukkan sebuah sepatu kepada Rayya. Sepatu berhak tinggi dengan motif variasi bunga dan bentuk hati di tengahnya. Kembali dahi Rayya mengernyit. Diana paham, kakaknya pasti tidak suka dengan pilihannya itu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Senja Bersama Altha



Oleh: Gemintang Halimatussa’diah

Senja itu, sepulang bekerja, senyum kembali mengembang di pipiku begitu melihat Altha keponakanku sedang main ke rumah kami bersama mamanya.

“Ni ada kado, Tan,” Altha menunjukkan sebuah paket yang tadi diantar oleh Pak Pos.

“Wah, buku ini!” seruku senang. Itu adalah salah satu buku antologiku yang kisahnya amat kusukai.

“Kok gambarnya nggak bagus, sih?” Komentar Altha tanpa diminta.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Pemilik Tahta Jiwa



Oleh: Gemintang Halimatussa’diah

Pangeran surga
senyumnya tak hanya meneduhkan mata
melainkan langsung menentramkan jiwa
pemilik akhlak mulia
tak hanya memesona
juga mampu lunturkan nelangsa

Pangeran surga
merengkuhmu  dari kegelapan
menuju misbah penuh cahaya cinta
menghanyutkan
menyelaraskan harmoni rasa
demi meraih jannah-Nya

Pangeran surga
tak hanya indah
tetapi juga mengindahkan
membuamu bertumbuh
menjadi pribadi serupa bunga
penghias taman jiwa

Pangeran surga
bertahta lembut di palung jiwa
menghias asa menjadi realita
memberi rasa
tuk bersama melangkah raih ridho-Nya

Depok, 22 September 2013

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Mengapa Bidadariku Tak Seperti Dulu?



Oleh: Gemintang Halimatussa’diah

Ada yang BERUBAH pada raut wajahnya. Entahlah, hanya lelah yang dapat kulihat pada paras ayu yang biasanya dihiasi senyuman itu. 

“Ada apa, Sayang? Belakangan ini kamu tampak berbeda,” tanyaku pada kekasih hati yang amat kucintai.
“Tidak apa-apa, Mas.” jawabnya singkat tanpa ekspresi. Hambar, ibarat MASAKAN tanpa garam, itulah yang kurasakan kini. Ada apa sebenarnya dengan dirinya? Apakah dia bosan padaku? Atau jangan-jangan, dia mulai selingkuh? 

Semua tanya itu kemudian terjawab, setelah dokter pribadi istriku memberitahukanku bahwa bidadariku itu tengah menderita PENYAKIT kanker stadium empat. Bibirku kelu, lututku teras lemas, ada sesak dan pedih yang terasa menjalari ruang-ruang dalam hatiku. Bagaimana mungkin sebagai suaminya aku bisa tak mengetahui perihal penyakit yang bersarang di tubuh istri yang amat kucintai itu?

Jadi, itukah yang menyebabkanmu kini berubah bidadariku?

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tiada Lagi Karang di Hati


Oleh: Gemintang Halimatussa'diah



Rasa gundah mulai merasuki hati KARANG LAGI. Entah mengapa, wajah Iis, gadis yang pernah dijodohkan dengannya, selalu saja mengusik kekosongan hatinya.

Iis, sedang apa kamu sekarang? Batinnya.

Sementara Iis kini tengah berada di pelaminan bersama laki-laki lain. Laki-laki pilihan hatinya sendiri, yang tak pernah direstui kehadirannya oleh sang orang tua. Cinta, itulah alasannya menentang keinginan hati orang yang telah membesarkanya selama ini.

Usai resepsi pernikahan, Dio, suami Iis, MASUK ke kamar pengantinnya. Sementara Iis telah menantinya sejak tadi.

"Iis, ada yang ingin kusampaikan padamu." Begitu katanya setelah ia duduk berdekatan dengan Iis di pinggir ranjang pengantin mereka.

"Mau bilang apa, Mas?" Iis menyunggingkan senyum.

"Aku...Aku sangat cemburu saat Karang dan kamu dijodohkan oleh orang tua kalian."

"Iya, aku paham, Mas."

"Iya, aku sangat cemburu. Makanya, begitu mengetahui kalau kamu telah lama diam-diam menyukaiku, aku segera saja melamarmu." Mendengar itu, Iis kembali tersenyum sambil menyandarkan kepalanya ke bahu sang suami.

“Aku senang dengan sikap gentlemanmu, Mas.”

“Tapi, itu semua kulakukan demi Karang. Telah lama aku mencintainya. Dan aku tak rela jika dia menikahi seorang gadis.” Iis terhenyak. Segera ia tegakkan kepalanya, menjauhi bahu Dio. Hanya kernyitan di dahi yang menandakan ia membutuhkan penjelasan atas apa yang dikatakan Dio barusan.

“Iya, Iis. Aku mencintai Karang. Aku tak peduli dia mencintaiku atau tidak. Yang penting, aku tidak mau melihat dia menikah dengan orang lain.”

Iis terbelalak. Apakah ini hanya sebuah candaan?

“Kamu ngomong apa sih, Mas? Aku benar-benar nggak ngerti.” Iis menggelengkan kepalanya.

“Kamu masih belum paham Is? Aku ini gay. Dan aku mencintai Karang! Sekarang kamu sudah paham?”
Iis tak mampu berkata apa-apa lagi. Bibirnya kelu. Sebuah rasa aneh menjalari ruang hatinya. Hanya kosong. Kata-kata Dio selanjutnya sungguh tak mampu ia cerna.



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

RESENSI BUKU: #HIJAB1ST



#HIJAB1ST
Warna-warninya Kisah Pengalaman Pertama Berhijab



Judul               : #Hijab1st
Penulis             : Achi TM dan Rumah Pena Writers
Penerbit           : Qultum Media
Tebal               : 188 halaman
Tahun terbit     : 2013
ISBN               : 979-017-245-1

Hijab dewasa ini agaknya memang telah menjadi sorotan di tengah masyarakat. Tak lagi sekadar dipandang sebagai sebuah kewajiban, hijab juga tampaknya telah menjadi trend fashion yang desainnya tak bisa lagi dipandang sebelah mata. Seolah menyadari fenomena ini, Achi TM pemilik grup kepenulisan Rumah Pena, kemudian menggagas hadirnya buku yang berisi kisah nyata inspiratif pengalaman pertama berhijab.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

PR-kuh

Mau coba ngerjain PR dari vera astanti, semoga ndak salah..heu2.. ^^

Pertanyaan Wajib:

1. nambah atau ngurangin timbunan (buku)?
    Nambah terus kalau bisa, nanti kalau sudah banyak baru mulai   ngurangin, heu2..

2. pinjam atau beli buku?
    Tergantung sih. Kalau bukunya benar-benar penting untuk referensi, atau benar-benar saya suka isinya, mending beli. Kalau lagi nggak ada duit sih ya pinjam dululah..heu2..

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

KAWANS ^^

Entri Populer