Oleh: Gemintang Halimatussa'diah
“Kamu udah punya calon belum, Najmi?” tanya tanteku di sela-sela acara
arisan keluarga yang diadakan setiap bulan.
“Belum,Tante. Cariin, dong!” candaku.
“Yee…cari sendiri dong! Kaya Reyna tuh, udah punya suami. Tante gak
bantu nyariin kok! Dia bisa dapet sendiri tuh!”
Degh..! Ucapan tanteku barusan terasa lain di hatiku, menerbitkan sebuah
rasa tak nyaman, sepertinya aku telah tersinggung. Mengapa ia mencercaku dengan
perkataannya barusan? Seolah aku tak mampu mendapatkan calon dengan kemampuanku
sendiri.
“Dari dulu emang banyak sih yang ngejar-ngejar Reyna. Dia tuh emang
pandai bergaul, gak kaya kamu kerjaannya di rumah aja.” lanjut tanteku. Ya
ampun, ini si tante, gak nyadar apa ya kalau dari tadi aku tuh udah tersinggung
dengan perkataannya? Memang aku akui, dalam segala hal Reyna lebih unggul
dibandingkan aku. Dia lebih cantik, baik, punya karier yang bagus juga.
Bayangin aja, di usianya yang sama denganku, yaitu sekitar seperempat abad, dia
udah berhasil lulus S2 dan jadi dosen di kampus
almamaternya. Sedangkan aku? Menabung untuk S2 saja rasanya sulit!
Hmm…tante, stop dong ah! Aku tahu Reyna anak kesayangan tante itu lebih banyak
kelebihannya dibandingkan aku. Udah ya, jangan bandin-bandingin aku lagi sama
dia…pliiisss! Batinku meradang.
“Makanya, kamu juga mulai dong cari calon…jangan cuma diem di rumah aja.
Jalan-jalan ke mal kek, bergaul gitu, minta dikenalin sama temen, atau bisa
juga lewat chatting, kaya Mbak Tari.”
Kali ini tante menasihati. Ya, sepertinya dia memang tulus menasihatiku. Tapi,
apa tadi kata beliau? Aku harus cari-cari calon dengan jalan-jalan ke mal gitu?
Terus, minta dicariin sama teman? (sebenarnya ini bisa dipertimbangkan sih), eh
tambah satu lagi, cari jodoh lewat chatting?
Aih…tante..ada-ada aja.
“Apalagi sekarang kan ada teknologi webcam
tuh! Kamu bisa liat tuh cowok yang kamu ajak chatting. Kalau ganteng dan
kaya, kamu jadiin tuh. Tapi kalau jelek, apalagi miskin, langsung aja ditolak,
he he..” tante cengengesan. Aduh, tanteku ini, ngasih saran kok kaya gitu sih?
Apa gak ada nasihat yang lebih bagus ya? Lagian ni tanteku gaul juga ya, sampe
ngerti istilah webcam segala. Heu
heu…
“Tenang aja tante, aku punya cara sendiri kok! Tante sabar aja ya…nanti
juga dapet..he he..” responku setengah bercanda. Tante cuma memonyongkan
mulutnya ketika mendengar ucapanku itu.
“Cara apa Neng? Cepetan, ntar keburu tua loh…! Hehe..” ujar tanteku
tanpa rasa bersalah sedikit pun. Ya
ampun tanteku ini, kalau ngomong emang suka ceplas ceplos…tapi jangan
segitunya juga kali..! Hmm.. sulit bagiku untuk menjelaskan cara apa yang aku
pilih. Toh, tanteku juga rasanya sulit untuk mengerti, nanti malah dibilang
inilah, itulah, lebih baik aku mengalah saja. Lagi pula aku sudah punya
ketetapan hati dan keyakinan diri atas apa yang telah menjadi pilihanku ini.
Mungkin bukan hanya tanteku yang sulit mengerti pilihanku itu, banyak orang
lain juga yang mungkin tak habis pikir mengapa aku memilih cara itu. Namun, aku
berharap pilihanku ini adalah pilihan terbaik yang diridhoi oleh-Nya. Aamiin..^^
2 komentar:
Bismillah...
na'am dalam mencari pasangan hidup tidaklah semudah seperti membalikan telapak tangan, tentunya dengan penuh pertimbangan, dan
hendaknya kita perlu berhati-hati agar tidak menimbulkan fitnah yang mendatangkan mudharat...karena ini untuk kebaikan kita di dunia dan akhirat. Ada hal yang perlu kita tanam baik-baik jika ingin mencari jodoh yaitu Proses yang syari (insyaAllah) akan menjadi penyebab kebahagian di dalam rumah tangga nanti mendapat keberkahan dan keridha an Allah.
insyaAllah jodoh tidak akan kemana², sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apa yang menimpamu tidak akan meleset darimu dan apa yang meleset darimu tidak akan menimpamu.” [Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad]
yang terpenting ikhtiar (syar'i) dan do'a ^___^
na'am..Ahsan
Syukron atas penjelasan antum..syukron juga sudah bersedia membaca dan berkomentar..
Semoga bermanfaat buat semuanya..aamiin
heu2..^^
Posting Komentar